Minggu, 17 April 2016

Bulan....

Mojokerto, 08 Maret 2016

Selamat malam untukmu, Bulan.

Yang kini sangat sering disebut bersama pendambanya, Matahari. Banyaknya berita tentang gerhana matahari esok hari membuatku sedikit berpikir.  Aku menemukan satu lagi alasan mengapa matahari begitu mendamba bulan. Karena bulan mampu membuat sang mentari terlihat lebih megah. Dan mereka mengajarkanku bahwa waktu tak sekejam yang aku kira. Waktu tak akan mengkhianati sebuah penantian. Setelah bertahun tahun menunggu, akhirnya mereka bertemu. Sang mentari dan idamannya, bulan, yang akhirnya dapat saling menatap lurus.

Dan bulan, aku masih pengagummu.
Terlintas di pikiranku, mengapa kau mau menjadi bayangan hitam yang bahkan tak dieluh eluhkan saat sang mentari sedang didamba semua orang? Lalu kau pergi dan kembali tak terlihat. Kembali menanti hingga waktu itu tiba lagi.

Ingatlah bulan, jika matahari akan terus mendambamu.
Matahari ingin kau tahu bahwa ia begitu mengagumimu. Ia merindumu. Ia menunggu tawamu lagi. Ia menunggu kau kembali. Tak apa jika bukan padanya, minimal kau bahagia. Karena sejak awal, sang mentari tahu bahwa ia tak akan pernah mendapatkanmu.




Yang akan selalu menunggumu,


                 Matahari    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar